Bogor akan kedatangan Bush. Pro kontra mewarnai. Khususnya karena pemerintah kota Bogor perlu membelanjakan uang sebanyak 6 milyar untuk persiapan menjamu tamu agung ini.
Beda dengan sejumlah pihak yang memandang sinis, saya justeru salut kepada usaha-usaha menjadikan Bogor sebagai tuan rumah tamu negara. Apalagi Bush, pemimpin negara yang paling berpengaruh. Jika anda sering mengikuti jungkir balik berbagai pihak untuk menjadikan indonesia, sebagai tuan rumah untuk acara internasional, penunjukan bogor sebagai tempat diselenggarakannya pertemuan kepala negara, anda akan maklum bahwa ini adalah prestasi dunia.
Seperti kita tahu, Bogor sudah berkali-kali ditunjuk menjadi tempat pertemuan internasional.
Secara diplomasi dan persepsi, mestinya peristiwa ini dianggap strategis bagi pemerintah kota dan masyarakatnya. Jika anda sepakat dengan pernyataan saya, kota kita ini berpeluang menjadi kota internasional yang layak diperhitungkan. Tentunya akan membanggakan kita juga sebagai warganya.
Persoalannya, adakah manusia-manusia cerdas berhati mulia di Bogor yang mau menindaklanjuti keberhasilan ini untuk membawa bogor ke kualitas yang lebih baik? Manusia-manusia itu adalah mereka yang memiliki akses kekuasaan, intelektual, dan humaniora. Baik internal Bogor, maupun eksternal ke pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dan internasional.
Jangan sampai, setelah pertemuan yang memakan investasi besar ini berlalu, Bogor kembali menjadi kota primordial nan tradisional. Tradisional mempertahankan prinsip dan budaya, baiklah. Yang dicemaskan adalah bahwa kita akan tetap mempertahankan perilaku yang tak berwawasan dunia.
Comments