dengan ibu ingin berbicara dengan ibu sekedar menjelajah di kantung pikirannya
agar bisa tahu apa rencananya
membaca pikiran ibu seperti memasuki rimba tak bernama
menyusuri belukar aturan dan rimbunan tabu di tiap tikungannya
memasuki pikiran ibu seperti memasuki kampung dengan
kepala suku di tiap jengkalnya
tentang hasrat dan penggalan kebutuhan dengan kata dengan ekspresi dengan intonasi dengan wajah yang lama dia kenali
tapi aku kuatir ibu tidak mengerti bahasaku;
karena berbilang tahun telah menumbuhkan beribu kata baru
karena jarak bumi semakin mendekatinya
kadang aku ke utara ibu ke timur kadang aku abu ibu biru laut
ingin aku berbicara empat mata dengan ibu agar segala bentuk perbedaan bukan durhaka dan aku masih percaya bahwa surga masih ada di telapak kakinya
anak perawanku mengandung dan aku linglung
anak perawanku mengandung dan aku linglung
serasa membubur tulang di sekujur tubuh
tak hingga udara di paru-paru
anak perawanku mengandung dan aku malu
berapa tinggi wajah dapat kutengadahkan
berapa lebar jendela rumah dapat kubentangkan
anak perawanku mengandung bumiku pilu
langit sewarna jelaga mentari terkubur perdu
betapa indah kado yang kau berikan padaku gusti
betapa istimewa derajat kau limpahi
agar bisa tahu apa rencananya
membaca pikiran ibu seperti memasuki rimba tak bernama
menyusuri belukar aturan dan rimbunan tabu di tiap tikungannya
memasuki pikiran ibu seperti memasuki kampung dengan
kepala suku di tiap jengkalnya
tentang hasrat dan penggalan kebutuhan dengan kata dengan ekspresi dengan intonasi dengan wajah yang lama dia kenali
tapi aku kuatir ibu tidak mengerti bahasaku;
karena berbilang tahun telah menumbuhkan beribu kata baru
karena jarak bumi semakin mendekatinya
kadang aku ke utara ibu ke timur kadang aku abu ibu biru laut
ingin aku berbicara empat mata dengan ibu agar segala bentuk perbedaan bukan durhaka dan aku masih percaya bahwa surga masih ada di telapak kakinya
anak perawanku mengandung dan aku linglung
anak perawanku mengandung dan aku linglung
serasa membubur tulang di sekujur tubuh
tak hingga udara di paru-paru
anak perawanku mengandung dan aku malu
berapa tinggi wajah dapat kutengadahkan
berapa lebar jendela rumah dapat kubentangkan
anak perawanku mengandung bumiku pilu
langit sewarna jelaga mentari terkubur perdu
betapa indah kado yang kau berikan padaku gusti
betapa istimewa derajat kau limpahi
Comments