Skip to main content

Oscar Nomination is Here


Saya yang terkesima dengan acting Meryl Streep di film Devil Wears Prada dan Leonardo DiCaprio di film Blood Diamond, menjadi maklum jika akhirnya mereka masuk nominasi Oscar. Termasuk pria hitam lawan main diCaprio, Djimon Hounsou, masuk nominasi juga.

Saya membayangkan jika Streep dan DiCaprio kembali main film bareng, film tersebut pastilah hebat. Saya masih ingat bagaimana mereka duet di film Lorenzo's Oil.

Tentang 'Departed', hingga saat ini saya belum berkesempatan menonton. Menurut banyak riview dan testimoni, film ini sangat layak tonton.

BEST PICTURE

Babel
The Departed
Letters from Iwo Jima
Little Miss Sunshine
The Queen

BEST ACTOR

Leonardo DiCaprio, Blood Diamond
Ryan Gosling, Half Nelson
Peter O’Toole, Venus
Will Smith, The Pursuit of Happyness
Forest Whitaker, The Last King of Scotland

BEST ACTRESS

Penelope Cruz, Volver
Judi Dench, Notes on a Scandal
Helen Mirren, The Queen
Meryl Streep, The Devil Wears Prada
Kate Winslet, Little Children

BEST SUPPORTING ACTOR

Alan Arkin, Little Miss Sunshine
Jackie Earle Haley, Little Children
Djimon Hounsou, Blood Diamond
Eddie Murphy, Dreamgirls
Mark Wahlberg, The Departed

BEST SUPPORTING ACTRESS

Adriana Barraza, Babel
Cate Blanchett, Notes on a Scandal
Abigail Breslin, Little Miss Sunshine
Jennifer Hudson, Dreamgirls
Rinko Kikuchi, Babel

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.