Skip to main content

Kampanye 'Malaria No More'



Sebuah kampanye besar-besar untuk menihilkan serangan malaria terhadap manusia sedang digalakkan. Khususnya untuk meningkatkan awareness masyarakat dunia terhadap bahaya malaria dan bagaimana menggalang dana untuk pengobatan dan pencegahan agar tak lagi banyak manusia, khususnya di Afrika, terjangkit malaria.

Di sela-sela tayanga American Idols, sekilas tentang gerakan dan yayasan yang menggawangi kegiatan tersebut ditayangkan. Tak kurang dari David Beckham dijadikan endoser.

Berikut adalah fakta tentang malaria yang dikutip dari malarianomore.org:
  • Malaria kills more than 3,000 children every day, and over 1 million every year
  • 350 to 500 million cases of malaria occur annually
  • 90% of deaths from malaria occur in Africa
  • Young children and pregnant women are most likely to become severely ill and die from malaria
  • Malaria was eradicated from the United States over 50 years ago, yet more than 40 percent of the world's population is at risk
Saya yang pernah mengalami kesengsaraan atas serangan malaria tentu saja berharap agar kampanye ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau mengenali lebih jauh tentang malaria, pencegahan, dan pengobatannya. Agar tak semakin banyak orang terkena. Karena hal terburuk dari malaria adalah kematian bagi penderitanya jika tak ditangani dengan cepat, baik, dan benar.


Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.