Skip to main content

Ingin Jadi Demonstran, Sekaliii... Saja



Mengikuti berita tanah air beberapa hari terakhir, setidaknya ada tiga peristiwa yang melibatkan mahasiswa: bentrok mahasiswa antar fakultas di Universitas 45, demo mahasiswa anti korupsi yang bentrok sama polisi, dan bentrok mahasiswa dengan polisi karena mahasiswa mencoba melindungi bupati dan wakil bupati yang menjadi tersangka korupsi di Tana Toraja. Mengherankan sekali, mahasiswa mencintai koruptor.


Selama saya jadi mahasiswa di tahun 90-an, sepertinya tak ada peristiwa yang perlu didemo. Semua serba tenang. Padahal membayangkan turun ke jalan, membawa spanduk, berteriak-teriak... sepertinya seru sekali. Pernah sekali, seorang sahabat mengajak demo untuk mendukung warga Palestina melawan Israel. Saya tak tertarik.


Menjelang akhir 90-an, demo anti Soeharto membahana. Sayang, saya sudah tak lagi jadi mahasiswa. Namun tiga orang adik saya masih terdaftar di dua universitas. Saya maklum jika mereka tergerak untuk ikut demo di depan Gedung DPR. Namun saya sangat kuatir. Ibu saya apa lagi. Banyak tetangga dan kerabat saya juga menitip pesan agar tiga orang adik saya tidak ikut-ikutan. Saya malah melarang mereka keluar rumah. Lega karena mereka menurut. Kami mengikuti semua kegiatan mahasiswa lewat TV.


Ketika mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR, pikiran saya berubah. Saya merasakan anthusiasme dan adrenalin. Saya ikut terharu dan tergetar. Saya ingin sekali berada di sana. Saya saja ingin, apalagi adik-adik saya yang masih mahasiswa? Sementara semua teman-teman mereka turun juga ke jalan. Saya mencoba membuka pikiran Ibu. Meskipun tak terlalu gembira, Ibu mengijinkan adik-adik saya ikut berdemo. Namun tentu saja dengan ratusan baris wanti-wanti agar begini-begitu, jangan begini-begitu.


Meskipun saya tak ikut turun, saya turut senang karena ketiga adik saya ikut merasakan peristiwa besar republik ini. Peristiwa yang belum tentu akan terulang lagi sepanjang sejarah.

Comments

SEKJEN PENA 98 said…
Disini ada cerita
Tentang kita yang mau berbagi cinta
Dengan sesama manusia
Disini ada cerita
Tantang kita yang menderita
Karena cinta pada manusia
Disini ada cerita
www.pena-98.com
www.adiannapitupulu.blogspot.com

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis...