Skip to main content

C.A.B.U.L

Kapan terakhir kali bicara cabul? Cabul beda dengan porno, menurut saya. Atau sama saja? Cerita cabul mungkin masih enak didengar. Namun atas nama kerapian berbahasa, seporno-pornonya cerita yang diceritakan, kita tak pernah terang-terangan menyebut alat kelamin sesuai dengan namanya. Itu mengapa kita mengenal arti lain dari 'burung', 'pisang', 'biji', 'Mr. Happy', 'Mr. P', dll.

Sungguh, selama ini saya selalu jengah mendengar jika ada orang menyebut nama kemaluan dengan sangat terbuka. "Bergaul dimana, sih, dia?" Namun jika saya yang melakukannya? Duh, serasa ingin memutar waktu agar kejadian itu tak pernah ada.

Saya jadi jarang buka email karena beberapa kesibukan. Maka ketika belum lama ini saya menerima sebuah email dari seorang sahabat yang isinya penuh canda, saya langsung bereaksi girang. Spontan dan tak berpikir panjang, saya langsung membalas. Konyolnya, tulisan saya cabul sekali. Satu detik saja, balasan email saya melayang ke belasan nama.

Sinting. Reply all! Bahkan diantara nama-nama yang di-cc itu adalah nama-nama yang belum saya kenal. Ah, apa jadinya ini? Setelah menyadari kesalahan yang baru saja saya lakukan, saya menulis email balasan ulang, meminta maaf.

Berhari-hari kemudian, kejadian itu masih mengganggu pikiran saya. Saya telah melakukan bunuh diri.

Ampuni saya ya, Allah. Semoga sahabat-sahabat saya pun mengampuni.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis