Skip to main content

Indosat Sesat


Belum lama seorang perempuan muda (dari suaranya) menelpon. Memperkenalkan diri, mengaku dari Indosat Matrix.

- Selamat siang. Nama saya ..., dari Indosat. Apakah Bapak bernama Usep Suhud?
+ Ya.
- Apakah Bapak beralamaat di bla bla bla...
+ Ya.
- Saya sedang melakukan pencocokan data, barangkali data Bapak ada yang berubah.
+ Silakan.
- Apakah tanggal lahir Bapak masih tanggal ... bulan ... tahun ...?
+ Eit? Anda dari mana tadi? Apakah percakapan ini direkam?
- Ya, Pak.
- Pertanyaan aneh. Bilang kepada Supervisor atau Manager Anda, jangan pernah ajukan pertanyaan bodoh seperti itu. Sejak kapan ada orang punya tanggal lahir berubah-rubah? Saya tak percaya kepada Anda.

[Saya curiga modus operandi seperti ini. Seseorang menelpon berlagak mencocokkan data kita. Biasanya pemilik data (contoh, Indosat) menjual data kepada pihak lain, seperti perusahaan asuransi, membership club atau hotel, kartu kredit, dll]

- Jika Bapak tak percaya, silakan hubungi kami, Wisma Antara lantai 8, telpon 3007001, ekstension 9585. Pencocokan data ini diberlakukan untuk member Indosat VIP.
+ Nomor telepon seperti itu biasanya tak bisa dihubungi.
- Bisa, Pak. Ini produk StarOne kami. Silakan hubungi nomor tadi.
+ Saya tak mau buang energi untuk melakukannya. Lagian saya bukan anggota Indosat VIP.
[Indosat VIP hanya untuk pelanggan yang tiap bulannya membayar tagihan minimal Rp 500,000 per bulan. Tagihan saya tidak setiap bulan mencapai angka itu]
- Terima kasih untuk waktu Bapak.
Ada yang mau menghubungi nomor di atas?

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.