Hari kedua puasa. Detik-detik menjelang bedug magrib, Warung Buncit Raya.
Saya menghentikan perjalanan sejenak, perlu mampir ke mesin ATM. Uang tunai di kantong hanya tersisa Rp 9000. Di depan sebuah bank, terlihat keramaian yang tak wajar. Sambil terus berjalan, saya bertanya-tanya dalam hati ada apa. Beberapa pria membagi-bagikan segelas kolak, air mineral, dan korma. Para pengendara motor berhenti dan mengerubungi para pemuda yang membagi-bagikan paket itu. Cuma-cuma.
Karena terjadi di depan mata, saya ikut mengambil bagian. Alhamdulillah, saya tak perlu membeli minum dan makanan untuk membatalkan puasa. Tak lama bedug dan adzan berkumandang. Sambil duduk di tangga depan kantor bank, saya menikmati betul kolak pembagian dari orang-orang asing itu. Kerumunan belum terurai.
Tiba-tiba sebersit perasaan ganjil menyeruak, saya merinding. Mata berkaca-kaca. Saya terpejam, mencoba berkomunikasi dengan Sang Mahapembawa Kebaikan.
"Ya, Allah. Terima kasih Engkau telah berikan rezeki kepada saya. Semoga Engkau limpahkan rezeki yang berlimpah kepada orang-orang yang telah menyisihkan sebagian rezekinya kepada saya dan kepada para musafir lain. Semoga Engkau ampuni dosa-dosanya."
Comments