Padahal sudah pernah menerima email berantai berjudul 'Tak Ada Ruang untuk Mengeluh' hingga tiga kali. Pesan itu terdiri dari dua kelompok foto yang yang saling bersebrangan subjeknya. Kelompok pertama, tentang keadaan-keadaan yang serba 'berlebihan', kelompok lain menunjukkan foto-foto yang keadaannya serba kekurangan. Misalnya, mengapa mengeluh dengan bobot badan Anda yang besar hingga Anda mati-matin berdiet untuk mendapatkan berat dan bentuk tubuh ideal sementara di belahan dunia lain orang-orang sedemikian kurusnya karena kekurangan nutrisi.
Persis, setiap kali saya menerima, membaca, dan mengamati email yang disampaikan, saya selalu terjaga. Iya, saya tak boleh mengeluh untuk hal apapun. Saya berjanji untuk tak boleh mengeluh dalam kondisi apa pun. Namun biasanya, ketika pesan itu lama berlalu, saya lupa, lalu kembali kepada kebiasaan bawah sadar: mengeluh.
Tapi ketika saya menerima email yang sama untuk yang ketiga kalinya, saya melongo lebih lama. Saya teringat betapa saya mengeluh panjang pendek tentang flek hitam di pipi saya, bentuk perut yang makin menonjol ke depan. Saya mengeluh untuk banyak hal padahal kondisi yang saya keluhkan begitu diimpikan oleh banyak orang!
Semoga untuk selanjutnya saya tak lagi punya kebiasaan mengeluh. Saya tak perlu juga mengeluhkan tentang sahabat saya yang selalu mengeluh.
Comments