Sering dengar orang bicara: Jika sedang berkesusahan, berdoa saja. Klise, ya? Bertahun-tahun saya tak pernah menanggapi usulan seperti itu. Saya hanya percaya bahwa segala sesuatunya akan kejadian jika waktunya tiba.
Orang sakit akan sembuh jika waktu sembuhnya tiba. Orang akan menikah jika waktunya tiba. Orang akan mati jika waktunya tiba. Panen padi, duren, apalah, akan kejadian jika waktunya tiba. Orang akan menjadi juara atau kalah jika waktunya tiba.
Begitulah. Saya pernah berpikir seperti tiu. Berdoa hanya untuk orang-orang soleh saja. Namun akhir-akhir ini, tak ada menit yang lewati tanpa berdoa. Saya berdoa agar dijauhkan dari mara bahaya, dijauhkan dari berbagai penyakit, dijauhkan dari fitnah, dijauhkan dari niat jahat orang-orang dzolim.
Saya berdoa agar dosa-dosa saya diampuni, dosa orang tua, dosa isteri, dosa keluarga, dosa para sahabat, dan dosa semua orang yang telah berbuat baik kepada saya. Saya juga berdoa agar rezeki saya tercurah banyak, dijauhkan dari segala masalah, dimudahkan dalam segala urusan, diberi petunjuk untuk setiap persoalan yang menghadang.
Betul, jika waktunya tiba, segala sesuatu yang sudab tertentu itu akan kejadian juga. Namun jika kita terlalu percaya hal itu, saya pikir itu hanyalah prasangka saja. Kita memegang sebuah pedoman sebab akibat yang menjadi kitab kepercayaan banyak orang. Bahwa orang sakit jika diobati akan sembuh. Bahwa tanaman jika dipelihara, lalu berbunga, maka akan segera waktunya datang masa panen.
Pasangan suami istri sudah lama menikah tak dikarunia anak, karena mereka tak berdoa. Orang sakit tak sembuh karena mereka lupa berdoa. Orang miskin tak kaya, mereka tak sempat berdoa. Banyak jomblo susah menemukan jodoh, karena mereka malu berdoa.
Orang sakit akan sembuh jika waktu sembuhnya tiba. Orang akan menikah jika waktunya tiba. Orang akan mati jika waktunya tiba. Panen padi, duren, apalah, akan kejadian jika waktunya tiba. Orang akan menjadi juara atau kalah jika waktunya tiba.
Begitulah. Saya pernah berpikir seperti tiu. Berdoa hanya untuk orang-orang soleh saja. Namun akhir-akhir ini, tak ada menit yang lewati tanpa berdoa. Saya berdoa agar dijauhkan dari mara bahaya, dijauhkan dari berbagai penyakit, dijauhkan dari fitnah, dijauhkan dari niat jahat orang-orang dzolim.
Saya berdoa agar dosa-dosa saya diampuni, dosa orang tua, dosa isteri, dosa keluarga, dosa para sahabat, dan dosa semua orang yang telah berbuat baik kepada saya. Saya juga berdoa agar rezeki saya tercurah banyak, dijauhkan dari segala masalah, dimudahkan dalam segala urusan, diberi petunjuk untuk setiap persoalan yang menghadang.
Betul, jika waktunya tiba, segala sesuatu yang sudab tertentu itu akan kejadian juga. Namun jika kita terlalu percaya hal itu, saya pikir itu hanyalah prasangka saja. Kita memegang sebuah pedoman sebab akibat yang menjadi kitab kepercayaan banyak orang. Bahwa orang sakit jika diobati akan sembuh. Bahwa tanaman jika dipelihara, lalu berbunga, maka akan segera waktunya datang masa panen.
Padahal, siapa tahu bahwa doa adalah jawaban dari segala masalah yang kita punya. Siapa tahu bahwa berdoa adalah 'tahap' yang melengkapi kesempurnaan dari usaha kita. Berdoa itu murah dan mudah.
Pasangan suami istri sudah lama menikah tak dikarunia anak, karena mereka tak berdoa. Orang sakit tak sembuh karena mereka lupa berdoa. Orang miskin tak kaya, mereka tak sempat berdoa. Banyak jomblo susah menemukan jodoh, karena mereka malu berdoa.
Kapan terakhir Anda berdoa? Selagi sempat, berdoalah. Mintalah, maka Tuhan mendengarkan. Siapa tahu mengabulkan. Belum terkabul? Berdoalah. Semoga Tuhan mengabulkan.
Comments