Karena takut disebut sebagai hamba yang tak beriman, maka kita seolah 'terpaksa' untuk percaya pada takdir Ilahi: rezeki, jodoh, dan rezeki. Entah kekuatan dari mana datangnya, ketika kita mengharap dapat bonus dari kantor namun tak jadi dikucurkan, kita berucap, "Mungkin bukan rezeki kita." Antara ikhlas, sabar, dan pasrah.
Kali lain, ketika seseorang bertanya pada kita mengapa masih lajang, kita masih menghibur diri dengan berkata, "Mungkin Allah belum memberikan jodoh sekarang."
Betulkah begitu? Betulkah Allah yang menunda rezeki yang seharusnya bisa kita terima ketika kita mengharapkannya? Betulkah Allah yang menunda datangnya jodoh kita? Bagaimana jika tertundanya rezeki dan jodoh karena kita yang memang sengaja menundanya?
Allah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, begitu kitab suci menuliskan. Mana? Kapan? Anda tak sabar, ya?
Mari beranalogi.
Anda berdiri di pinggir jalan untuk menumpang sebuah taksi. Sebuah Blue Bird berhenti tepat di depan Anda meskipun Anda tak mengacungkan jari. Anda menolaknya karena menunggu taksi lain yang bertarif murah. Berikutnya Kosti Jaya berhenti. Anda menolaknya karena taksinya butut. Anda diberi dua kali kesempatan untuk mendapatkan tumpangan tapi Anda tolak. Anda telah menolak rezeki Anda sebanyak dua kali. Anda menolaknya karena mengharapkan rezeki yang lain yang sesuai dengan harapan Anda.
Anda digilai oleh seseorang yang menginginkan Anda jadi kekasihnya. Anda menolaknya karena Anda tidak menyukai dia. Entah caranya yang menurut Anda kampungan, tampangnya yang ndeso, ngomongnya yang ngga nyambung, dan sejuta dua ratus alasan lain yang pokoknya Anda tak menghendaki orang itu. Padahal Anda berdoa siang malam untuk segera mendapatkan pasangan. Siapa tahu orang itu adalah jodoh yang dikirimkan oleh Allah. Anda telah berprasangka, Anda telah menolak jodoh Anda sendiri.
Tak semua orang punya keberuntungan yang sangat. Anda mungkin heran mengapa promosi jabatan Anda di tempat kerja Anda begitu mudahnya namun untuk mendapatkan pasangan betapa susahnya. Atau kisah cinta Anda bertebaran dimana-mana namun urusan karir Anda merasa mentok. Begitulah.
Anda mungkin akan mendapatkan taksi yang Anda inginkan. Tapi Anda perlu menambah waktu untuk menunggu. Anda berharap dapat jodoh sesuai harapan Anda, konsekuensinya Anda harus menambah tahun untuk bertemu dengannya. Iya, jika kemudian taksi yang Anda harapkan akan datang, kalau tidak?
Ganti waktu Anda berjanji tak akan menunda-nunda. Siapa pun yang datang, akan Anda terima tanpa berprasangka. Namun tetap tak kunjung juga. Atau jika pun datang, ternyata cuma semusim. Anda mengharap dia menjadi soulmate, tapi ia berbeda pikiran. Dia pergi meninggalkan Anda dengan hati berkeping. Adilkah?
Subhanallah. Bersyukurlah. Allah memberikan peringatan kepada kita agar kita berbenah. Ada yang tak beres dengan diri kita. Jika Anda tak menyadarinya, bicaralah dengan Pencipta Anda: Ya, Allah, beri saya petunjuk.
Kita boleh menuntu janji Allah karena Ia telah menjanjikan pasangan untuk kita.
Comments