Waktu beberapa tahun lalu di layar tv ada iklan layanan masyarakat tentang kampanye 'Suami Siaga' dengan model penyanyi dangdut Iis Dahlia sering tayang, sayang optimis sekali akan melakukannya jika kelak saya berada di posisi itu. Lalu sekian tahun kemudian saya benar-benar menempati posisi tersebut dan lupa. Sampai suatu malam seorang sahabat mengingatkan: Lu jadi suami siaga, dong?
Suami siaga? Iya, saya benar-benar lupa tentang program itu. Tiap bulan saya bertemu dokter kandungan mengantar istri, dia tak pernah cerita. Poster atau bentuk komunikasi apa pun tentang kegiatan tersebut sudah tak ada lagi. Padahal penting sekali untuk terus mengingatkan para suami untuk memegang peran sebagai suami yang selalu siaga selama kehamilan istri.
Namun, meskipun saya lupa tentang kampanye program Suami Siaga, bukan berarti saya tak siaga. Saya awas nyaris 24 jam sehari semata mengawasi keselamatan dan kondisi istri dan jabang bayi yang dikandungnya. Terutama memberikan kenyamanan dan perhatian terhadap mereka.
Saya betul-betul awam. Masih harus banyak mendengar nasihat siapapun yang telah melahirkan, yang telah berpengalaman dengan orang-orang yang telah melahirkan, dan terus mencari informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran. Sambil saya sendiri menyaipkan lahir bathin untuk menyambut kehadiran calon anak pertama saya.
Comments