Kalau tidak ingat usia, rasanya ingin sekali memutar tape keras-keras, pasang lagu yang nge-beat, lalu jingkrak-jingkrak. Itu hal pertama yang ada di benak saya setelah menyaksikan film Step Up 2. Musik dan tarian yang disajikan di film ini hampir semuanya hip hop. Keras, jauh dari unsur gemulai. Campuran antara break dance dan street dance modern.
Sekuel ini sepertinya bukan lanjutan dari film Step Up yang lebih dulu keluar. Namun sama-sama mengisahkan tentang sekelompok penari jalanan yang salah satu dari mereka mendapat kesempatan untuk bergabung dengan sekolah tari. Persaingan antar penari dan bumbu kisah cinta, jadi penyedap dari film ini.
Film ini lebih menjual koreografi tarian dan komposisi musiknya dari pada alur ceritanya. Bahkan, ceritanya terlalu sederhana untuk dijadikan sebuah tontonan.
Lumayan untuk mengenang masa muda, saat tari kejang berjaya di tahun 80-an.
Sekuel ini sepertinya bukan lanjutan dari film Step Up yang lebih dulu keluar. Namun sama-sama mengisahkan tentang sekelompok penari jalanan yang salah satu dari mereka mendapat kesempatan untuk bergabung dengan sekolah tari. Persaingan antar penari dan bumbu kisah cinta, jadi penyedap dari film ini.
Film ini lebih menjual koreografi tarian dan komposisi musiknya dari pada alur ceritanya. Bahkan, ceritanya terlalu sederhana untuk dijadikan sebuah tontonan.
Lumayan untuk mengenang masa muda, saat tari kejang berjaya di tahun 80-an.
Comments