Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2008

ITC Senayan

29/11/08. Basil, Nabil, dan Farizah di McD ITC Senayan.

Mengabdi adalah Perjuangan Sepanjang Masa

Rencananya, saya akan menjadi dosen pegawai negeri. Secara tidak resmi, saya sudah mendapat kabar kalau saya lolos semua tes. Pengumuman resminya, akan dilakukan oleh Diknas akhir November ini. Ada sebuah perasaan yang terus mengganggu. Jika betulan saya diterima, artinya saya harus berkomitmen hingga masa pensiun untuk terus mengabdi di satu institusi. Hal yang sebelumnya sangat saya hindari berlama-lama di suatu tempat. Menjadi pegawai negeri adalah komitmen terbesar kedua saya setelah pernikahan. Mungkin itu kenapa orang-orang yang bekerja pada sebuah departemen, di mata saya, adalah orang-orang yang sangat tertutup. Mereka tidak memiliki benchmark sehingga mungkin merasa bahwa pekerjaan dan lingkungannya ini adalah yang paling baik dan bener. Sedikit pengalaman yang saya alami, belum lama saya dilibatkan dalam sejumlah kegiatan non-mengajar. Aroma ketertutupan sudah tercium. Saya sampai terkaget-kaget. Bahkan saya mengklaim bahwa saya terkena schock culture. Lebih dari sepuluh ta...

Mengapa 'Lastri' Dicekal Bahkan Sebelum Dibuat?

Eras Djarot dan Marcella Jalianty sedang sedih. Jadual shooting film Lastri yang berlokasi di daerah Jawa mestinya sudah dimulai harus tertunda gara-gara larangan dari kepolisian setempat dan protes sejumlah orang di sana. Menurut mereka, film yang bercerita tentang seorang perempuan Gerwani yang sebetulnya bukan karena aparat waktu itu main tangkap tanpa proses pengadilan. Hal yang juga terjadi pada semua kasus penangkapan tahanan PKI. Mereka kuatir bahwa paham PKI akan bangkit kembali di daerah itu jika film Lastri dibuat di sana. Kapan bangsa ini akan dewasa, ya?

Basil di Kota

Basil's on Trolly

Basil on TransJakarta

Basil menjajal naik bisa TransJakarta. Dari halte Kota ke Sudirman bisa duduk karena kosong. Tapi sebaliknya, berdiri. Weleh, lumayan pegal sambil gendong Basil. Mana penumpangnya penuh banget.

IndoConsumunity 2008

Amrozy, I’m Sorry

Saya prihatin dengan sambutan masyarakat Banten yang menyambut kepulangan jenazah Amrozy layaknya pahlawan sahid. Solidaritas sekampung dan seagama seakan membuat mereka terhipnotis oleh kehebatan sang tokoh. Melihat anthusiasme dan gempita dari masyarakat setempat, saya seperti melihat persetujuan kolosal atas tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh Amrozy dan sekutunya. Mereka seolah beropini bahwa apa yang diperbuat Amrozy adalah benar. Namun betulkah yang dirasa dan dipikirkan oleh keluarga korban dan masyarakat Banten sekitar kediaman Amrozy seragam? Tak sempatkah mereka berpikir untuk memilah mana perbuatan pemimpinnya yang memang benar dan mana yang keliru? Saya kuatir, mereka tak memiliki keberanian untuk bersikap adil. Saya pribadi, tak bisa berpihak haruskah Amrozy dimatikan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya? Kadang setuju, kadang tidak. Namun saya rasa ini sama sekali tidak penting. Yang jelas Amrozy sudah mati. Jasadnya sudah terkubur. Namun bahaya laten ya...

Jangan Bunuh Obama

Saya ikutan gembira ketika tahu Obama terpilih sebagai presiden baru AS. Dari awal dia menjadi menjadi senator, saya sudah begitu yakin pria hitam itu akan menang. Ah, saya pernah menulis prediksi ini di blog! Banyak orang sayang Obama. Semua berharap dengan dia menjadi pemimpin Amerika, banyak sekali perubahan akan terjadi. Tak saja di AS (tidak begitu penting karena saya tidak tinggal di sana) tapi juga di seluruh dunia. Mungkin dengan pendekatan humanisnya, Obama bisa menghentikan perang di beberapa belahan bumi. Sudahlah, AS tak perlu lagi mengurusi banyak hal yang bukan urusannya. Karena kebahagian saya begitu tulus, saya berdoa semoga Obama panjang umur. Semoga dia bisa menjadi inspirasi dunia. Jangan sampai ada orang-orang sinting yang berani mengambil tindakan untuk mencelakakan dia. Semesta akan sangat terluka dan berduka jika itu sampai terjadi.