Saya prihatin dengan sambutan masyarakat Banten yang menyambut kepulangan jenazah Amrozy layaknya pahlawan sahid. Solidaritas sekampung dan seagama seakan membuat mereka terhipnotis oleh kehebatan sang tokoh.
Melihat anthusiasme dan gempita dari masyarakat setempat, saya seperti melihat persetujuan kolosal atas tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh Amrozy dan sekutunya. Mereka seolah beropini bahwa apa yang diperbuat Amrozy adalah benar.
Namun betulkah yang dirasa dan dipikirkan oleh keluarga korban dan masyarakat Banten sekitar kediaman Amrozy seragam? Tak sempatkah mereka berpikir untuk memilah mana perbuatan pemimpinnya yang memang benar dan mana yang keliru? Saya kuatir, mereka tak memiliki keberanian untuk bersikap adil.
Saya pribadi, tak bisa berpihak haruskah Amrozy dimatikan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya? Kadang setuju, kadang tidak. Namun saya rasa ini sama sekali tidak penting. Yang jelas Amrozy sudah mati. Jasadnya sudah terkubur. Namun bahaya laten yang patut dikuatirkan adalah inspirasi yang ditangkap pribadi-pribadi linglung yang berkeinginan sama menjadi pahlawan sahid. Lihat saja bagaimana istri Amrozy berpidato di depan corong media. Lihat juga bagaimana masyarakat mengelu-elukan sang tokoh.
Menurut saya, perlu ada upaya untuk ‘membangunkan’ masyarakat dari kepahlawan semu atas pribadi-pribadi sesat seperti Amrozy dan komplotannya. Agar jangan sampai ada regenerasi pelaku-pelaku teror.
Comments