Bagaimana rasanya menjadi seorang ibu ketika menemukan anak lelaki satu-satunya yang masih berusia 10 hampir 11, lebih berambisi untuk menjadi seorang cheerleader dari pada terus mengikuti kelas gulat di sekolahnya? Hambatan tak hanya di dapat dari ibu, pun dari pihak sekolah yang sangat ketat menjaga perilaku anak-anak didiknya yang tak sesuai tuntutan 'kodrat'.
Lalu siapa yang akan mendengarkan dan memahami mau si anak? Film ini seperti sedang 'menegur' penonton, sekaligus berwacana jika kelak anak-anakmu seperto tokoh utama di film ini, apa yang dapat kita lakukan?
It's not about you, it's about the son.
Comments