Beberapa kali saya melihat pernyataan Megawati menyoal iklan satu putaran yang ditayangkan di televisi. Kata beliau, "Betapa sombongnya orang yang mengatakan bahwa dia bisa memenangkan pemilihan capres dalam satu putaran. Padahal pemilihannya saja belum dilakukan." Terus terang, saya sangat geli mendengar pernyataan Ibu kita ini.
Belakangan, Jusuf Kalla pun tidak senang dengan iklan tersebut. Ia bahkan bilang bahwa iklan tersebut ilegal karena tidak diterbitkan oleh tim sukses kubu SBY. Sesungguhnya, iklan ini memang tidak dibuat oleh tim sukses SBY, tapi oleh sebuah lembaga pro demokrasi pimpinan Denny JA, pemilik Lingkaran Survey Indonesia. Namun demikian Mahkamah Konstitusi akhirnya mengetuk palu bahwa iklan tersebut legal.
So, apa salahnya jika pemeilihan capres dan cawapres nanti cukup satu putran saja? Biar kita tak sering-sering pergi ke TPS. Satu kali saja banyak yang enggan, apa lagi dua. Tapi rupanya, bagi Megawati dan JK, pemilihan dalam satu putaran saja telah menyiutkan nyali mereka. Secara psikologis, iklan tersebut seolah telah memberi kesimpulan tentang jumlah perolehan suara kelak.
Kita tentu tak bisa mengabaikan begitu saja angka-angka hasil polling atau survey yang selalu menunjukkan arah bahwa SBY-lah the next leader untuk negeri ini.
Comments