Saya masukkan Basil ke rumah sakit dan membiarkan istri saya menjagainya. Sementara saya sendiri harus mengikuti kegiatan 2 minggu pra-jabatan di pinggiran Jakarta. Di karantina. Karena ini bagian dari resiko pekerjaan yang saya rasa tak seberapa dibanding dengan resiko dari orang-orang dengan profesi lain, lalu saya bulatkan tekad untuk tetap pergi.
Bukannya mau lepas tanggung jawab. Siapa, sih, yang tega meninggalkan anak kesakitan di rawat? Jauh di balik itu, saya hanya bisa pasrah. Saya berdoa untuk segala kebaikan bagi kami semua. Dan berdoa juga supaya istri saya yang merawat Basil, diberi kekuatan dan kesabaran.
Comments