Saya pernah hidup penuh dengan cita-cita, penuh dengan target. Dampaknya, saya merasa dinamisme hidup luar biasa menggairahkan, penuh kompetisi. Lalu, sebuah haluan baru saya masuki. Hidup dengan bermeditasi, mengalir seperti angin. Hidup berasa tentram dan sejuk.
Saya mungkin sengaja membuat target-target lagi. Saya seolah kembali ke masa lalu, masa penuh dengan nafsu ambisi meraih banyak hal. Ah, padahal saya sudah tahu ujungnya hanya akan seperti apa. Saya telah terperangkap dalam proposal hidup yang menurut orang lain menarik dan perlu. Padahal belum tentu cocok dengan pandangan hidup saya saat ini.
Saat ini, saya hanya ingin mengabdi. Saya tak mau silau dengan iming-iming mau jadi ini itu. Saya hanya ingin bekerja, mengabdi, menjalani apa yang seharusnya dijalani. Saya ingin kembali mengalir, seperti angin.
Hidup dengan proposal hanya cocok untuk orang lain. Bukan untuk saya.
Belakangan saya menyadari, begitu spirit meraih prestasi setinggi-tingginya saya kibarkan, aura persaingan mengudara, memancing gesekan dengan aura milik orang lain. Terjadilah gesekan antar energi. Memilukan. Padahal hal demikian ingin sekali saya hindari. Namun sempat juga terjadi. Well, setidaknya saya tahu siapa saja yang punya ambisi setinggi langit di lingkungan saya.
Comments