Baru kali ini rasanya, pemerintah memaklumat hari raya lebih cepat 1 hari dari jadual kalender. Menyamakan dengan jadual yang ditentukan kelompok Muhammadiyah. Tak apa-apa juga.
Saya dan keluarga besar, dari kecil selalu mengikuti jadual lebaran yang dibuat pemerintah. Sesuai kalendar. Di desa kami di Bogor, sepertinya semua orang melakukan hal yang sama. Kami seluruhnya satu aliran, kecuali ada sekelompok penganut Ahmadiyah yang tentu saja karena sangat tertutup tak membuat kami tahu apa saja yang dilakukan mereka. Tapi kami sangat rukun bertetangga.
Awalnya saya tak pernah tahu aliran apa yang kami anut karena tak pernah sekalipun orang dewasa di sekitar saya bilang tentang aliran ini itu. Lagian, kami tak pernah secara eksplisit menunjukkan simbol, mengikuti perkumpulan, atau apapun yang berkiblat pada aliran tertentu. Islam kami adalah Islam yang umum. Begitu isi pikiran saya. Sampai suatu ketika, seseorang berucap, "Kita kan warga NU". NU? Saya bingung. "Pemerintah kita kan penganut NU". Lebih bingung lagi.
Comments