Hampir saya tak pernah berjuang keras untuk sebuah keinginan yang paling saya kehendaki. Saya terlalu kompromi dengan keadaan dan keterbatasan. Saya tak tahu apakah ini kelemahan atau justeru kelebihan saya.
Kali ini, saya memiliki sebuah keinginan yang "begini, begini, begini". Hal yang saya dapatkan hanya "begini". Itu saja sudah membuat saya sangat bersyukur. Namun sebetulnya, jauh di lubuk hati, saya menginginkan "begini, begini" yang lain. Saya sungguh ingin mendapatkannya. Namun seringkali saya tak punya nyali atau saya justeru berfilosofi untuk tidak harus mendapatkannya.
Pertanyaan saya, haruskah?
Saya berhadapan dengan dua aliran pandangan hidup yang berbeda. Pertama, syukuri yang kau dapat sekarang. Kedua, do what do you really want to do. Dua aliran yang juga saya lakukan, namun untuk yang kedua, sangat jarang karena menurut saya terlalu obsesif.
Sebuah obrolan ringan dengan seorang kenalan baru, membuat saya terusik. Tanyanya, mengapa saya tak mewujudkan keinginan yang paling saya inginkan itu? Saya terdiam. Iya, saya tak pernah terpikirkan untuk benar-benar melakukannya. Saya terlalu tahu resikonya, maka saya tak berani. Saya menjadi seorang pengecut gara-gara ini.
Hah, masih saya tak bisa berkeputusan.
Comments