"Boxing Day", bahkan seorang housemate saya yang kristiani saya tidak mengerti maksud dari istilah ini. Dia mengira ini ada kaitannya dengan pertandingan tinju. Beruntung, tiga hari menjelang libur natal, Debbie, guru bahasa Inggris saya memberikan materi tentang segala hal yang berhubungan dengan natal. Maka, saya jadi paham apa itu boxing day. Di negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan kristiani, istilah boxing day memang jarang dipakai.
Pada hari yang jatuh setelah hari natal ini, saya ke kota. Setelah menunggu hampir 1 jam, bis akhirnya datang juga. Sebelumnya saya sudah minta informasi tentang jadual bis yang katanya memang akan lebih jarang dari hari biasa. Susahnya tinggal sub-urb yang selalu tergantung pada bis. Tiba di kota, saya terperangah. Ramai sekali. Orang-orang saling bergegas masuk keluar toko dengan tangan penuh belanjaan. Ketika saya lihat ke jendela-jendela pertokoan, di sana tertulis diskon dengan angka-angka yang memang menggiurkan. Di beberapa butik bahkan terjadi antrian panjang. Luar biasa.
Oh, ini rupanya. Saya teringat dengan boxing day. Teringat pula sama cerita sahabat saya yang tinggal di Amerika, tentang hari setelah natal dimana orang kalap belanja karena potongan harga yang besar-besaran.
Saya tak harus ikutan belanja, dong. Harus irit. Nanti saja kalau pulang ke Indo, akan jauh lebih murah.
Comments