Skip to main content

Fraud: Ms.Nacolline Marina Tureh


From Miss.Nacolline Marina Tureh
Address: 76 Marcory,
Abidjan Cote d' Ivoire West Africa.
E mail ; mnacolinetureh@yahoo.co.jp

Good day our dearest one
With due respect and humanity, I was compelled to write to you under a humanitarian ground, I know that this letter will come to you as a surprise, with the full hope that you will bear with us to assist us in this mutual transaction that will extend our both families. I got your contact from the Cote d' Ivoire directory. I am Miss.Nacolline Marina Tureh from Republique of Sierra Loene. but we baised in Cote d'ivoire my late Parents Chief Dr and Lolo Tureh Ahmed , who was into cocoa/Cotton export, died last year in accident. before the death of my father he deposited two big trunk boxes containing us ($ 22.5 million ) with other family valuables with security company here in Cote d'Ivoire registered it as art work belonging to his foreign partner who will be coming for the release and export to abroad.

Please, I want you to focus your mind in this transaction. for this is risk free , legal and Genuine business. I and my junior brother ask for your assistance and permission to submit your name as my late father's foreign partner for release of this consignment and transfer/export to your country for safe keeping and investment. I humbly ask for you to response immediately with your Telephone/Fax numbers to enable me forward to you all the neccessary documents concerning this deposit. Your can hear in BBC world news that this country is no longer in peace, since they conducted their Presidential election on the 22nd October 2004 the country has witness all sort of political unrest ranging from ethnic clash which resulted to killing of innocent citizens and foreigners, people are living in fear as the country is no longer a peace nation as it was before due to this reason I have decided to contact you to assist us to export this consignment out of this country.

To conclude this transaction under 15 good working days. My Junior brother and I have conclude to give you 20% of the total money after the release of this consignment for your noble assistance and note that this is the only hope of my brother and i therefore try to keep it confidential for security of this money and our dear life.waiting for your urgent response.
May God be with you as you read this message,

Best regards.
Miss Nacolline Marina & Tony Tureh

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.