Skip to main content

Fraud: Mr. Ahmed Derick


Email ini, masuk ke inbox Yahoo saya dan dapat dipastikan sebagai hoax, bohong, penipuan:

FROM MR AHMED DERICK.
THE HEAD OF AUDITING DEPARTMENT.
Of African Development Bank Burkina-Faso
REMITTANCE OF US$10.000,000.00.
CONFIDENTIAL IS THE CASE.

This message might meet you in utmost surprise, however, it's just my Urgent need for foreign partner that made me to contact you for this transaction. I am a banker by profession from Burkina Faso in, and currently holding the post of director Auditing and accounting unit of the bank. I have the opportunity of transferring the left over Funds ($10. million) of one of my bank clients who died Along with his entire family on in a plane crash.
Hence, i am inviting you for a business deal where This money can be shared between us in the ratio of 50/40 while 10% Will be mapped out for expenses.. be inform that this transaction is 100% risk free, WHILE Further
details of the transfer will be forwarded to you as soon as I Receive your return mail.(ahmedderick61@sify.com)

Meanwhile the World Bank Group has mandated the AFRICA DEVELOPMENT BANK BURKINA FASO to release this unclaimed fund immediately the next of kin is discovered with due application. This payment will be effected through Swift Telegraphic Transfer!!! Incunjunction with the support of the world bank. Your Urgent response is needed for immidiate transfer of this fund to you.
(FILL THIS FORM BELLOW PLEASE AND RESEND IT TO ME).

1. Your Full Name ........................
2.Your Sex................................
3. Your Age................................
4. Marital Status ..........................
5. Your Cell Phone Number..................
6.Occupation........................................

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.