Skip to main content

Research! Full Stop!

Sebagian orang heran, yang lain kagum. Sebagian mencibir, yang lain maklum. Tapi saya tidak perduli. Pertanyaan yang sederhana namun sangat berarti: mengapa setiap hari, bahkan weekend, dari pagi sampai malam saya di kampus? Banyak alasan yang saya miliki. Namun yang utama tentu saja karena saya merasa perlu segera menyelesaikan proposal riset. Setelah itu, saya membayangkan jadual saya elbih kendur sehingga bisa dengan leluasa mengerjakan yang lain, misalnya mencari pekerjaan sampingan atau bahkan meneliti topik baru.

Alasan kedua, karena saya masih sendiri. Sementara di rumah bingung juga mau melakukan apa. Nonton TV? Mana ada acara bagus yang ditayangkan siang hari di tv-tv Australia. Keluyuran di kota? Selain tak banyak yang bisa dilakukan, sayang saja harus menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak jelas.

Tentu saja yang paling aman adalah di kampus. Duduk berlama-lama di meja sendiri, mau bekerja, mau tidur, mau chatting, semuanya halal. Semua ada di ujung jari. Mau baca jurnal, mau cari jurnal. Mau baca buku, mau mencari buku. Mau serius, mau santai. Mungkin juga saya workhaholik. Atau karena saya sudah jatuh cinta dengan kegiatan meneliti? Bisa jadi. Saya pernah mendeklarasikan passion saya saat ini: research!

Full stop!


Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis