Sabtu malam masih di kampus, menuliskan semua ide yang berseliweran di kepala sebelum menguap hilang tanpa jejak. Saya lagi ngebut menyelesaikan proposal sebelum pertengahan Juni, seoptimal mungkin. Makanya saya tak mau menyia-nyiakan waktu. Apalagi sejumlah penemuan literatur dan logika baru seolah telah berulang kali meruntuhkan konstruksi proposal saya. Bikin down.
Tak perduli panas atau dingin, lapar atau kekenyangan, yang pasti saya merasa perlu terus bekerja. Saya merasa harus bertanggung jawab dengan pilihan saya untuk sekolah S3 meskipun kalau boleh jujur, saya bukanlah orang pintar yang dengan mudah bisa menyerap informasi. Saya masih terus tertatih-tatih untuk bisa mengunyah pengetahuan-pengetahuan baru.
Namun tentu saja semangat saya tak pernah padam untuk bisa meraih apa pun yang terbaik. Meskipun kelak hasilnya tak sebagus yang diharapkan, tak harus jadi kecewa.
Tak sekali saja saya berujar betapa beratnya semester pertama ini. Beberapa sahabat menenangkan, bahwa proses begini memang dilalui semua mahasiswa doktoral. Setelah proposal selesai, seolah segalanya menjadi lebih mudah.
Yeah, semoga.
Comments