Musuh utama saya jika sedang berpergian bukanlah penjahat yang mungkin mau merampok, tapi sifat lupa. Dua hari sebelum berangkat ke Inggris, saya lupa meninggalkan harddisc di sebuah warnet di gedung Sarinah. Besok paginya saya datangi, benda itu sudah hilang entah kemana. Padahal banyak data penting ada di sana.
Di hostel pertama yang saya inapi di Oxford, sabun tertinggal. Di Bath, saya beli sabun baru. Tertinggal juga. Di London beberapa hari mandi tidak pakai sabun, cukup pakai sampo saja. Tiba di Manchester, saya baru ngeh kalau adapter listrik tertinggal di London. Repot benar jika barang yang satu ini hilang. Beli baru bukanlah persoalan mudah. Selain mahal, pun mesti menunggu waktu toko buka yang kadang sangat siang dan buka sangat cepat. Untung ada teman sekamar yang bisa dipinjami dan sangat pas dengan kebutuhan saya.
Semoga tidak ada barang-barang lagi yang tertinggal.
Comments