Seseorang hilang, pada sebuah pulau yang sangat terjaga dan terisolir. Bagaimana mungkin bisa lolos jika tidak ada konspirasi untuk menutupi kejadian tersebut oleh seluruh penghuni pulau? Shutter island, bukan sembarang pulau. Ini adalah 'penjara', tempat pemulihan orang-orang yang pernah melakukan kejahatan namun divonis memiliki kelainan jiwa oleh pengadilan. Kenyataan dan halusinasi menjadi tipis sekali batasnya.
Tentang sebuah institusi yang bertugas melakukan koreksi terhadap para pasien dengan gangguan jiwa akut yang terguncang karena perbuatan jahat yang mereka lakukan di masa lalu. Misalnya, tentang Tedy, tokoh yang perankan oleh Leonardo Dicaprio. Dia menembak mati istrinya, karena istrinya telah menenggelamkan ketiga anaknya. Antara cinta dan ketidakmengertian mengapa istrinya tega melakukan semua itu hingga akhirnya menimbulkan konflik batin yang luar biasa hebat. Maka dua tahun lamanya ia jalani dalam sebuah kepura-puraan yang diatur oleh bawah sadarnya, tentang seseorang yang dia anggap hilang yang patut dicari tahu kemana perginya. Padahal yang ia cari sesungguhnya adalah keikhlasan untuk menerima peristiwa sadis yang menimpa orang-orang yang ia cintai.
Menonton film ini, saya tutup dengan sebuah pemahaman tentang pentingnya menyadari dan mengakui tentang realitas hidup yang dihadapi. Jujur pada kenyataan tentang diri saya sebenarnya. Salah, akui salah. Tidak perlu berpura-pura-pura apalagi membuat kebohongan seolah itu yang benar. Karena semesta hanya mengakui dan menerima kita yang apa adanya, yang aseli sejatinya.
Ya, saya bodoh. Ya, saya miskin. Ya, saya gendut. Ya, saya pesek. Ya, saya tidak menarik. Ya, saya egois. Ya, saya menyebalkan. Ya, saya bau.
Comments