Skip to main content

Hoax from Mr. Zamora Toha

Email ini, masuk ke inbox Yahoo saya dan dapat dipastikan sebagai hoax, bohong, penipuan:

Dear Friend,

I am sorry for intruding into your privacy.I am the bill and exchange manager BOA Bank here in Ouagadougou Burkina Faso.I Hope that you will not expose or betray this trust and confidence that I am about to repose on you for the mutual benefit of our individual families.

I need your urgent assistance in transferring the sum of ($10.5)Million immediately to your account the money has been dormant for years in our Bank here without any body coming for it.

I want us to team up and convince the bank to release the money to you as the nearest person to our deceased customer(the owner of the account)who died alongside his entire family in an air crash since July 2000.I don't want the money to go into our Bank's treasury as an abandoned fund.

So this is the reason why I contacted you, so that the bank where I work as a staff will release the money to you as the nearest person to the deceased customer.

Please I would like you to keep this proposal as a top secret and delete it if you are not interested.Upon receipt of your reply, I will like you to send to me the following for confirmation of interest :

YOUR FULL NAME............
YOUR MOBILE NUMBER...........
YOUR AGE..................
YOUR OCCUPATION..........
YOUR FULL ADDRESS...........

I will send you full details on how the business will be executed and also note that you will have 40% of the above mentioned sum if you agree to transact the business with me and I will like you to know that we are going to make some expenses before the transfer will be made into your account in the area of procuring some legal documents to authenticate your next of kinship.

Thank's and hoping to hear from you
MR.Zamora Toha.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.