Skip to main content

Jurus-jurus Hidup Selamat di Indonesia

Melihat sejumlah periswtiwa yang terjadi di tanah air, sepertinya jika mau selamat hidup di Indonesia, tanpa kuatir mendapat ancaman fisik maupun mental, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Anda perlu beragama sesuai dengan agama mayoritas. Tapi ini pun belum cukup, karena dalam agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk ini pun terdapat sejumlah aliran. Maka, pilihlah aliran yang peminatnya banyak. Karena jika anda jadi minoritas, hidup anda akan tidak pernah tenang setiap saat. Misalnya, anda dan komunitas anda akan sulit mendirikan rumah ibadah, sulit mendeklarasikan apa yang menjadikan keyakinan anda, rumah anda diserang atau malah anda dikeroyok hingga babak belur, sulit mengekspresikan diri dalam berbusana dan dalam bergaul dengan lawan jenis. Referensi: kasus Ahmadiyah, HKBP, Aceh.

2. Anda perlu ikut terlibat konspirasi KKN, jika anda menjadi seorang pegawai pemerintah atau berhubungan dengan mereka. Jika tidak, anda tidak akan pernah mendapat pemasukan lain selain gaji pokok yang jumlahnya tidak seberapa dibandingkan harga tagihan telepon anda. Anda harus mau disogok untuk membantu kelancaran urusan orang lain dan menyogok orang lain agar urusan anda juga ikut lancar. Semakain besar sogokan, akan semakin lancarlah segala urusan. Satu hal lain, lakukan kegiatan KKN ini secara berjamaah, biar jika terkena masalah, anda tidak sendirian. Dan harus pintar, lakukan segala sesuatunya seolah anda adalah seorang juru catat. Buat agenda harian, kapan, dimana, bagaimana anda bertemu dengan orang-seorang, apa yang dibicarakan, siapa saksinya. Sewaktu-waktu ini bisa jadi dewa penyelamat anda. Biarkan orang lain yang masuk bui, asal bukan anda. Rekan dalam kriminal adalah musuh anda. Ingat prinsip 'DTA': don't trust anyone. Kumpulkan segala bukti, sewa deposit box di bank. Rahasiakan segalanya sendiri, termasuk pada pasangan anda. Pasangan anda bisa menjadi enemy number one jika sedang bermasalah dengan dia. Referensi: Mafia pajak, kasus ribuan anggota DPR/DPRD dan mantan-mantannya dan calon-calonnya, kasus ribuan gubernur/bupati dan mantan-mantannyadan calon-calonnya.

3. Anda perlu atau pura-pura berorientasi seksual sesuai dengan mayoritas bangsa. Jika tidak, you know... Anda diam saja bisa mendapat perlakuan yang tidak senonoh, apalagi anda aktif. Atas nama agama orang-orang bisa beringas. Atas nama budaya timur orang-orang bisa kalap. Cari aman, tutup jari kelingking anda setiap kali beraktifitas. Perlakukan pasangan sejenis anda jika di luar rumah, seolah dia rekan bisnis atau teman belajar kelompok. Jangan perlihatkan kemesraan. Apalagi berkumpul ramai-ramai bikin keriaan. Jika tidak, omigod, masyarakat akan menghakimi anda bahkan jauh-jauh hari sebelum hari pembalasan tiba. Referensi: Q! Film Festival.

Begitulah. Dan saya yakin negara ini tak akan pernah bisa menjadi negara maju karena orang-orang di dalamnya terlalu sibuk mencari identitas daripada bekerja memajukan bangsa.





Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.