Skip to main content

Spam: AZT.com


Seringkali, setiap saya mau mengakses blog saya dengan mengetik suhudugly.blogpsot.com, terganjal dengan spam dari AZT.com. Alih-alih mendapatkan halaman blog saya, saya malah mendapatkan tampilan website mereka, dengan alamat blog saya.

Saya tidak tahu apakah ini juga menimpa blog-blog orang lain? Saya bukanlah tindakan terpuji melakukan penyerangan pribadi dengan cara demikian.

Mereka mempresentasikan tentang kebenaran suatu kepercayaan. Well, tanpa mengurangi rasa hormat pada ajaran aliran tersebut, menurut saya sebaiknya mereka melakukan tidak dengan mengganggu orang lain. Saya ingat-ingat, kejadian ini dimulai sejak dua tahun lalu. Sempat, beberapa bulan terakhir menghilang. Tapi muncul lagi sekarang.

Saya akhirnya bisa masuk ke blog saya dengan melalui google terlebih dahulu.

Sebagian isi dari web itu:

THERE ARE APP. 10,285 PROPHECIES IN THE BIBLE AND EVERY ONE UP TO THIS TIME HAS COME TRUE WITHOUT ONE SINGLE EXCEPTION? THE FOOL HAS SAID IN HIS HEART THERE IS NO GOD-Ps 14:1.

(1) On this page an INCREDIBLE TESTIMONY of a former doubter of the Bible.
(2) “PROOF” THE BIBLE IS TRUE + signs of the times, Rapture, Tribulation, Armageddon.
(3) GOD’S PLAN OF SALVATION & Bible reading guidelines.
(4) PERSECUTIONS AND PROBLEMS a born-again Christian can expect.
(5) SITE PURPOSE.
EASY TO UNDERSTAND, USER-FRIENDLY, NON-PROFIT SITE: NOTHING FOR SALE ON THIS SITE BY OWNER
We confess: “JESUS CHRIST IS COME IN THE FLESH”-1 Jn 4:2. JESUS IS THE LORD-1 Cor 12:3.

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.