Skip to main content

Hoax from Asita Ali

Email ini, masuk ke inbox Yahoo saya dan dapat dipastikan sebagai hoax, bohong, penipuan:

I NEED TRUST

Dear Good Friend,

I am Mr.Asita Ali, The Chief Auditor/Information Manager, In-Charge of Foreign Unit of our bank and i have had the intent to contact you over this financial transaction/transfer worth the sum of(US$9.2M)Dollars for our progress and richness.This is an abandoned sum that belongs to our late foreign customer (an International Billionaire French Businessman) who died in plane crash disaster since three years ago along with his wife.

I was opportuned to see the deceased deposit file bearing this huge amount of money when i was inspecting the dated and current customers files in other to sign and submit to the entire bank management for an official validation / re-documentation against the statement approval to the account holders for the year. In a swift investigation carried out by me, i found out that non of the deceased relative is aware of the abandoned fund except his late wife.
As a result of that, it is an extremely confidential matter between me and you.

Hence you are a foreigner to our country, you are authorized by our Banking law to apply and claim the fund into your account as the NEXT-OF-KIN to the deceased. For assisting me to get the fund transferred into your bank account, the ratio of 40% of the total sum is for your share whereas 60% is for me as business pioneer.

Please i need your urgent response on assurance of trust that you will not deny my right of the share once the fund gets into your account because urgently and to prove that, include your particulars as follows.

Your Full Name..........................
Your Sex........................... .......
Your Age........................... .........
Your Country....................... .........
Passport /drivinglicense.........
Your Occupation.................... .......
Your Personal Mobile Number...............
Your Personal Fax Number.....................

Thanks
Mr Mr Asita Ali

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.