source: animaldanger.com |
Arah pulang ke rumah melintasi pesawahan. Saya menyusuri pematang dengan sangat hati-hati. Namun beberapa kali saya harus berhenti karena banyak sekali ular-ular menghadang. Tanpa bermaksud untuk membunuh, saya memungut sejumlah batu dan melemparkan ke arah kelompok ular itu agar menyingkir. Berjalan setahap, eh, masih ada ular lagi.
Saya sudah tiba di akhir pesawahan, namun masih harus melintasi sebuah sungai dangkal. Di seberang sungai ada ibu saya sedang mencuci pakaian. Saya berteriak memanggil Ibu ketika tampak satu ekor ular piton bergerak ke arah saya. Ibu memberi aba-aba agar saya lari. Sebelum lari, saya sempat menghardik ular itu agar pergi. Ular besar itu masuk ke dalam lubang.
Saya berhasil melewati bagian dimana ular tadi berada. Saya mulai menyebrang sungai yang berbatu-batu. Tak lama seekor ulang besar muncul lagi. Ular itu berada di antara saya dan Ibu. Saya berteriak. Tiba-tiba seorang kerabat muncul dengan membawa senapan yang langsung mengarahkan moncol senapan laras panjangnya ke arah ular itu.
Menjaga kemungkinan kalau-kalau tembakan dia meleset dan malah mengenai salah satu dari kami saya melarang kerabat saya itu untuk menembak. Ular semakin mendekat....
Astagfirullah... terbangun.
Comments