Prihatin sangat dengan teror bom buku yang melanda Indonesia saat ini. Bom yang diselipkan dalam buku dalam sebuah paket, bisa ditujukan kepada siapa saja secara individu dan sebuah bentuk yang menyerupai paket buku akan diduga sebagai bom. Maka, kekacauan inilah yang diharapkan oleh pembuat dan pengirim bom.
Hanya orang sinting tak bermoral yang sempat berpikir dan melakukan hal-hal tidak berguna itu. Berapa banyak waktu dan energi yang terbuang gara-gara teror ini? Bukankah lebih penting jika itu dimanfaatkan untuk bekerja?
Mereka hanya orang-orang frustasi yang tak bisa berdialog dan berkompromi dengan keadaan, menurut saya. Apa sesungguhnya mau mereka? Mereka tidak setuju seorang Ulil bicara bebas perihal kebebasan beragama? Ajaklah Ulil berdiskusi. Jika Ulil masih tak mau berhenti, buatlah organisasi tandingan yang mempropagandakan hal kebalikan dari apa yang Ulil gembor-gemborkan.
Jika para penebar teror ini tak setuju dengan apa yang dilakukan oleh kepala BNN, proteslah. Jika protes tak didengar, buatlah organisasi yang bersebrangan dengan BNN. Misalnya, karena BNN tugasnya menangkapi orang-orang yang terlibat dalam urusan narkoba, maka teroris ini membuat organisasi yang menjadi pembela hukum kriminal narkoba.
Atau, jika orang-orang itu tak setuju dengan Ahmad Dhani, gampang saja. Jadi musisi yang bisa menandingi Ahmad Dhani dan tunjukkan hal-hal sebaliknya dari apa yang telah dilakukan Ahmad Dhani.
Bukan dengan cara membungkan orang-orang yang tak mereka setujui. Picik sekali.
Comments