Hal yang perlu dilakukan PSSI adalah menerjemahkan seluruh peraturan yang dibuat oleh FIFA yang akan digunakan untuk mendasari pemilihan pengurus yang baru. tanpa memodifikasi. Modifikasi hanya akan membuat pihak-pihak yang pro-perubahan akan apriori. Sebaiknya, bukan PSSI yang melakukan penerjemahan untuk menghindari ketidakpuasan pihak lain. Tunjuk pihak ketiga yang dinilai netral dan profesional.
Setelah terjemahan selesai, diseminasi kepada publik, lampirkan versi aseli dari FIFA. Kumpulakn seluruh ide dan komentar dari warga. Setelah dirasa cukup waktu, jika perlu ada revisi, lakukan dengan sangat terbuka dan beralasan. Lalu sahkan.
Risuh kongres di Riau, karena ketidakikhlasan pengurus PSSI sekarang yang menjabat untuk berbagi, melakukan perubahan, dan bersikap adil. Mereka tidak jujur dan licik. Mereka menghendaki organisasi milik pribadi yang hanya mereka sendiri yang boleh menguasai. Bagi mereka, PSSI adalah periuk nasi, harga diri, dan borok yang bertahun-tahun ditutupi dengan lapisan-lapisan kebohongan.
Bayangkan jika orang baru yang memimpin, yang notabene bukan dari kelompok penguasa sekarang, seolah mereka akan jatuh miskin karena tak lagi bisa mendapat masukan dana dari penjuru daerah, mereka kalah karena mereka anggap suksesi sebagai pertarungan gengsi dan martabat, dan mereka takut semati-matinya karena penipuan yang mereka lakukan selama ini akan terbongkar.
Melepas PSSI bagi Nurdin Halid dan kawan-kawan adalah kuburan kusam yang menganga lebih awal dari yang mereka harapkan. Innalillahi.
Berharap, semoga hati beku dari orang-orang picik yang ingin mendjolimi PSSI bisa mencair, demi masa depan sepak bola tanah air. Demi Indonesia.
Comments