Skip to main content

Hoax from Mr Michael Smith


Lagi, orang yang mencoba menipu:

The Uk National Lottery.
33, Old Barclay Avenue.
London, L31 RD. United Kingdom.

Dear Winner

We are pleased to inform you of the final announcement that you are one  of our  end of year winners of the UNITED KINGDOM NATIONAL LOTTERY international Lottery programs. held on the 2nd of May 2011.The on-line caber lotto draws was  conducted from an exclusive list of 21,000 e-mail addresses of individual and  corporate bodies picked by an advanced  automated random computer search from  the Internet, no tickets were sold. After this automated computer ballot, your  e-mail address emerged as one  of three winners in the category \\\"A\\\" with  the following winning information:  You have therefore been approved to claim a
total sum of  £1,000,000 (One million pounds sterling).

REF No: UK/9420X2/68
BATCH No: 074/05/ZY369
TICKET No: 20511465463-7644
SERIAL No: S/N-00168
LUCKY No: 887-13-865-37-10-83

To file for your claim, Contact the processing Consultant:
Mr. Michael Smith
Email: mr.michaelsmith2123@9.cn
Phone number : +447045736915
Do fill out the claims form to Mr. Michael Smith in other to process the claims  of your prize without delay.
                  
PAYMENT PROCESSING FORM
1.FULL NAMES:__________________________________
2.ADDRESS:_____________________________________________
3.SEX:_______________
4.AGE:________
5.MARITAL STATUS:___________________
6.OCCUPATION:________________________
7.E-MAIL ADDRESS:_____________________________
8.TELEPHONE NUMBER:_____________________
9.BRIEF DESCRIPTION OF COMPANY/INDIVIDUAL___________
10.AMOUNT WON:___________________________________
11. COUNTRY________________________________
12.DATE OF WINNING NOTIFICATION________________________________

Sincerely,
Mrs. Cecilia Moore
FOR UK NATIONAL LOTTERY

Copyright © 1994-2011 The UK National Lottery Inc.
All rights reserved. Terms of Service - Guideline

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.