Terbangun tengah malam: mimpi. Saya mengikuti sebuah permainan kuis dalam sebuah event. Saya sedang menunggu giliran tampil. Peserta akan satu per satu dipanggil sambil membawa sesuatu untuk dipresentasikan. Saya membawa sebuah majalah yang sebagian isinya berhalaman kosong.
Entah bagaimana, tiba-tiba saya sudah masuk ke sebuah babak dimana peserta yang sedang bermain harus berhadapan dengan sebuah pilihan dan siapa mengacungkan tangan untuk mengambil pilihan itu sebagai hadiah. Dalam pikiran saya, terbersit apa pun pilihan itu, akan saya ambil. Karena menunggu yang lain belum tentu akan lebih baik dari yang pertama dan belum tentu akan ada kesempatan lain bagi saya. Saya perlu memanfaatkan peluang.
Belum selesai pembawa acara menyebutkan pilihan baru, saya sudah mengacungkan tangan. Voila! Tiba-tiba semua peserta, termasuk pembawa acara dan penonton tertawa. Saya dihadiahi seorang puteri dari seorang konglomerat tajir di tanah air! Saya tak mengenal perempuan itu. Tapi peserta dan hadirin yang berada di sana seolah semua sudah mengetahui bagaimana sang puteri yang akan dihadiahkan ke saya itu.
Saya tak mau berprasangka. Saya akan menerima hadiah saya itu apa adanya. Saya berpikir ini hanya sebuah permainan. Tokh saya tak perlu menikahinya. Meskipun sebentar-sebentar terlintas bayangan, badan si puteri yang mungkin sangat besar atau wajah yang mungkin sangat buruk... Saya menunggu, berdebar. Saya yakin, akan menerimanya apa adanya.
Saat deg-degan menunggu si puteri muncul, ngok, terbangun.
Comments