Bismillah, hari ini saya akan pindah rumah. Lagi. Lebih mahal, sangat mahal bahkan. Tapi saya berharap rezeki bisa mengalir lebih deras supaya saya bisa konsisten membayar sewa. Bukan sengaja mencari yang fancy. Namun karena berbagai pertimbangan, seperti misalnya, jarak rumah ke kampus harus tidak jauh karena kesibukan utama saya memang di kampus. Biar cepat sampai, cepat pulang karena rencananya, bulan depan, istri dan anak saya akan berkumpul kembali di Perth. Jadi, punya ruang tinggal yang lebih lega adalah mutlak. Namun, kami tidak akan sendiri, karena harus berbagai dengan tenant lain.
Saya bertemu seorang Bapak yang juga sedang kesusahan mencari rumah sewa, suatu ketika. Sementara dia masih sendiri, keluarganya belum dibawa, dan saya cuma perlu satu kamar tidur untuk ditinggali, maka kami sepakat untuk menyewa rumah bersama. Biar mahal, jika bayarnya patungan berasa tidak terlalu tinggi. Untungnya dia tak keberatan untuk tinggal bersama sama dan keluarga. Saling memanfaatkan. Setelah lewat masa krisis, mungkin bisa dipikirkan hal-hal alternatif lain. Sebagai pendatang baru, rumah adalah urusan krisis bagi siapa saja.
Rumah ini berupa apartemen tiga lantai. Kami akan menempati lantai ketiga. Full furnished. Memang ini yang saya cari. Jika tidak, sangat repot harus melengkapi tetek bengek perabotan segala. Beberapa sahabat memang sengaja mencari yang kosong melompong agar jatuh harga sewanya lebih murah. Ide bagus juga sebetulnya. Apalagi jika dicita-citakan untuk bisa ditinggali tahunan. Bagaimanapun saya lebih memilih hal yang simple. Biar petualangan seperti itu saya lewati saja.
Insyaallah segalanya akan baik. Keluarga saya akan betah, urusan riset dan pekerjaan saya lancar, semoga. Sehingga semua harapan bisa sejalan sesuai dengan keinginan. Semoga, sebagai keluarga, saya , istri, dan anak bisa saling melengkapi satu sama lain. Supaya ibadah pun semakin sempurna. Amiiiin.
Comments