Skip to main content

Rumah Keenam

Bismillah, hari ini saya akan pindah rumah. Lagi. Lebih mahal, sangat mahal bahkan. Tapi saya berharap rezeki bisa mengalir lebih deras supaya saya bisa konsisten membayar sewa. Bukan sengaja mencari yang fancy. Namun karena berbagai pertimbangan, seperti misalnya, jarak rumah ke kampus harus tidak jauh karena kesibukan utama saya memang di kampus. Biar cepat sampai, cepat pulang karena rencananya, bulan depan, istri dan anak saya akan berkumpul kembali di Perth. Jadi, punya ruang tinggal yang lebih lega adalah mutlak. Namun, kami tidak akan sendiri, karena harus berbagai dengan tenant lain. 

Saya bertemu seorang Bapak yang juga sedang kesusahan mencari rumah sewa, suatu ketika. Sementara dia masih sendiri, keluarganya belum dibawa, dan saya cuma perlu satu kamar tidur untuk ditinggali, maka kami sepakat untuk menyewa rumah bersama. Biar mahal, jika bayarnya patungan berasa tidak terlalu tinggi. Untungnya dia tak keberatan untuk tinggal bersama sama dan keluarga. Saling memanfaatkan. Setelah lewat masa krisis, mungkin bisa dipikirkan hal-hal alternatif lain. Sebagai pendatang baru, rumah adalah urusan krisis bagi siapa saja. 

Rumah ini berupa apartemen tiga lantai. Kami akan menempati lantai ketiga. Full furnished. Memang ini yang saya cari. Jika tidak, sangat repot harus melengkapi tetek bengek perabotan segala. Beberapa sahabat memang sengaja mencari yang kosong melompong agar jatuh harga sewanya lebih murah. Ide bagus juga sebetulnya. Apalagi jika dicita-citakan untuk bisa ditinggali tahunan. Bagaimanapun saya lebih memilih hal yang simple. Biar petualangan seperti itu saya lewati saja.

Insyaallah segalanya akan baik. Keluarga saya akan betah, urusan riset dan pekerjaan saya lancar, semoga. Sehingga semua harapan bisa sejalan sesuai dengan keinginan. Semoga, sebagai keluarga, saya , istri, dan anak bisa saling melengkapi satu sama lain. Supaya ibadah pun semakin sempurna. Amiiiin. 

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis