Salah satu supervisor riset saya pindah ke Amerika. Awalnya hanya rumor, belakangan berita itu disampaikan secara resmi dalam sebuah meeting. Dia pergi begitu saja tanpa ada sepatah kata terucap. Tak email atau pesan lisan. Lalu saya tak punya alasan untuk kehilangan dia.
Maka datanglah seorang yang baru menggantikan. Berharap dia bisa lebih baik membimbing saya. Sejumlah ide sudah dia kemukakan. Misalnya, saya harus mengunjungi salah satu negara dimana projek-projek tourism yang jadi inti penelitian saya dilakukan: volunteer tourism. Mungkin Thailand, Kamboja, Vietnam, Cina atau manapun di muka bumi ini.
Saya tidak mau berpikir negatif bahwa dittinggal supevisor akan menimbulkan banyak kemalangan atau datangnya supervisor baru akan menambah penderitaan. Biasa saja. Saya percaya semua warna perubahan ini akan lebih banyak memberi kebaikan. Agak kekuatiran bahwa saya mungkin perlu menambah semester dari tiga tahun yang direncanakan. Ini pun tak perlu mati-matian saya gusarkan. Hal terpenting yang harus saya lakukan saat ini adalah belajar dan bekerja seefektif mungkin agar ikhtiar saya bisa sesuai dengan harapan. Jika nanti harus memperpanjang, ya, perpanjang saja. Urusan nanti siapa yang harus menanggung biaya, nanti saja dipikirakannya. Insyaallah ada jalan.
Saya perlu merevisi dan mengurus ijin (yang kedua kali) untuk boleh melakukan riset ke luar Australia. Semua dokumen sudah diurus. Semoga tidak memakan waktu yang lama. Ternyata, perjalanan meraih PhD memang penuh dengan liku.
Comments