Skip to main content

Fraud: Mr. Mark Foster

Micro-Soft Sweepstakes Promotion,
100 Victoria St, London SW1E 5JL
United Kingdom
Customer Service.

Your Batch No: 074/05/ZY369
Your Reference No: SHK/SMO/0829


We wish to congratulate and inform you on the selection of your cash prize £550,000 British Pounds and a Toshiba laptop (Five Hundred And Fifty Thousand Pounds)  in the Micro-soft Sweepstakes Promotion Program held on the 16th September 2011. The selection of your e-mail address process was carried out through random selection in Our computerized email selection system (ESS) from a database of over 250,000 email addresses drawn from which you were selected. In addition, your e-mail address attached to ticket number: 56475600545 188 with Serial number 5368/02 drew the lucky numbers: 05, 06, 17, 20, 28, 42 (Bonus 33), which subsequently won you the Prize in the first category i.e. match 5 plus bonus. You have therefore been approved to claim a total sum of £550,000 British Pounds and a Toshiba laptop (Five Hundred And Fifty Thousand Pounds) in cash credited to file KTU/ 9023118308/03. Match 6 plus bonus. Please contact your fiduciary Agent Mr. Mark Foster immediately with the !
  feed Verification/Fund Release Form Below:

Verification/Fund Release

1. Full Name:
2. Full Address:
3. Marital Status:
4. Occupation:
5. Age:
6. Sex:
7. Nationality:
8. Country of Residence:
9. Telephone Number:

Agent Name: Mr. Mark Foster
Tel: +44-703-186-55-28
Email: softm75@yahoo.co.uk

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.