Dari jendela ruang tivi, Saya melihat sebuah truk buntet menaiki pedestrian. Tak lama sopirnya turun setelah meninggikan tuas tangga otomatisnya. Saya terus mengamati gerangan apa yang akan dilakukan. Ternyata, ia melap lampu- lampu penerang pedestrian, lapangan, dan taman.
Tiba-tiba sesuatu mengganggu pikiran. Mual. Saya teringat, pernah bekerja casual di gedung City Council di Perth sini. Saya punya banyak waktu untuk mengamati lantai demi lantai, termasuk perabotan yang ada di sana. Saya tak menemukan barang baru satu pun. Semuanya barang lama, dari mulai karpet hingga kursi. Semua barang dirawat baik, tak perlu beli barang baru kecuali jika ada yang rusak.
Lalu teringat kasus anggota dewan di tanah air yang menghamburkan uang negara atas nama renovasi ruang. Tak ada ruang rusak, tak ada barang rusak. Mereka hanya ingin punya projek dimana mereka bisa memunguti selisih harga yang mereka siagakan.
Dan ingin marah rasanya.
Tiba-tiba sesuatu mengganggu pikiran. Mual. Saya teringat, pernah bekerja casual di gedung City Council di Perth sini. Saya punya banyak waktu untuk mengamati lantai demi lantai, termasuk perabotan yang ada di sana. Saya tak menemukan barang baru satu pun. Semuanya barang lama, dari mulai karpet hingga kursi. Semua barang dirawat baik, tak perlu beli barang baru kecuali jika ada yang rusak.
Lalu teringat kasus anggota dewan di tanah air yang menghamburkan uang negara atas nama renovasi ruang. Tak ada ruang rusak, tak ada barang rusak. Mereka hanya ingin punya projek dimana mereka bisa memunguti selisih harga yang mereka siagakan.
Dan ingin marah rasanya.
Seorang kontraktor sedang membersihkan lampu pedestrian |
Comments