Tidak setiap hari saya terjebak macet Jakarta, karena alhamdulillah, rumah saya tak terlalu jauh dari kantor di Rawamangun. Dan selalu melawan arus macet begitu pergi dan pulang. Namun setiap Rabu saya mengajar di London School di Sudirman. Pergi pagi, pulang sore. Pas banget dengan ritme Jakarta yang sesungguhnya. Sore ini, saya ada janji bertemu seseorang di Plaza Indonesia seselesai mengajar. Jarak yang tak lebih dari dua kilometer ini memerlukan 60 menit berkendara! Sinting. Tapi kalau saya cerita ke orang lain tentang pengalaman saya ini, orang akan memandang saya aneh karena cerita saya bukan sesuatu yang aneh bagi orang kebanyakan. Tiba-tiba kangen Australia.
Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.
Comments