Skip to main content

Anak S1 pun Bisa Menulis Penelitian Berstandar Internasional

Saya sedang membuat eksperimen bahwa mahasiswa S1 pun bisa membuat sebuah penelitian berkelas internasional. Ciri penelitian berkelas internasional adalah dilakukan dengan cara benar dengan jumlah variabel yang memadai, misalnya minimal empat. 

Semester ini, saya memegang mata kuliah Metodologi Penelitian. Secara berkelompok, mahasiswa saya bimbing untuk membuat proposal penelitian, lalu dari proposal tersebut, mereka buat penelitian sungguhan. Saat ini, sebagian sedang mengumpulkan data, sebagian lain sedang pilot study. 

Dengan metode yang tepat, mereka rupanya bisa mengikuti arahan. Akhir semester nanti, saya tinggal memetik hasilnya. Semoga semua bisa tepat waktu, sehingga terobosan baru bisa saya buat bahwa mahasiswa S1 pun bisa bekerja dengan baik menyelesaikan penelitian berkelas internasional selama dibimbing dengan cara tepat. 

Rencana lain, karya mereka tinggal saya terjemahkan, lalu saya kirim ke konferensi internasional, jurnal internasional. Dan, tak lupa mencatumkan nama saya di belakang nama-nama mahasiswa itu. Ini kerja efektif, membimbing sambil saya juga menulis.

Dengan metode ini, betul-betul saya perlu ekstra tenaga, waktu, dan pikiran. apalagi saya juga punya pekerjaan reguler dan projek riset sendiri. Namun, sejauh ini alhamdulillah bisa tertangani dengan baik meskipun kadang harus menarik nafas panjang. 

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Billboard Udud

Pemprov DKI serius untuk menelikung para perokok aktif. Setelah mengeluarkan larangan merokok di beberapa kawasan, disusul dengan larangan beriklan bagi produsen rokok di jalan-jalan protokol. Mestinya, mulai Maret lalu, billboard iklan rokok yang semarak di sepanjang Sudirman, Gatot Subroto, dll itu tak sudah tak boleh lagi terpasang. Namun, pengecualian bagi pemasang iklan yang masa tayangnya belum habis, ditunggu hingga akhir masa kontrak. Sesederhana itukah? Seperti bisa ditebak, larangan-larangan apa pun yang diberlakukan pasti selalu diikuti sebuah koalisi kolusi. Tak ada hukuman bagi pengiklan iklan yang masih memasang billboardnya di sana walaupun tenggang waktu sudah terlewat. Yang terjadi adalah, adanya perpanjangan kontrak sebelum tenggang waktu itu habis. Sehingga iklan-iklan rokok itu akan terus terpasang selama masa kontrak yang diperpanjang. Jika perlu, kontrak untuk jangka waktu hingga masa kepemimpinan Sutiyoso berakhir. Sambil berharap, pemerintah provinsi yang baru a...

Payudara di Televisi Kita

Stasiun televisi kita, makin sering menampilkan program tv dengan bumbu payudara. Mungkin untuk menarik minat penonton. Semakin banyak penonton yang menyaksikan tayangan-tayangan mereka, rating acara akan membumbung, dan pengiklan datang. Namanya kompetisi, ya, bo. Tengok saja panggung dangdut, panggung penari, peragaan busana, hingga seserahan sambutan pun tak luput dari sajian payudara. Beberapa siaran langsung, lainnya siaran tunda. Katakan, 'munculnya' payudara di acara tersebut adalah sebuah insiden. Sangat maklum jika kejadian tersebut terjadi pada siaran langsung. Namun jika tayangan itu bukan langsung dan masih juga kecolongan? Please, deh. Jika peristiwa-peristiwa itu memang tak dikehendaki bersama, demi amannya, apa sebaiknya pihak stasiun membuat rambu-rambu khusus perihal busana seperti apa saja yang boleh digunakan oleh siapapun yang akan disorot kamera? Tentunya tanpa harus memasung demokrasi berekpresi.