Skip to main content

Andy Hall

hsi-email-logo-2013.jpg   

Dear Usep,

Andy Hall has been trapped in a nightmare for the last two years. In 2013 a report, which includes his research, was published stating allegations of worker abuse and slavery-like practices in the factory of Natural Fruit, a Thai company that processes pineapples and supplies retailers around the world.

Instead of looking into the allegations, Natural Fruit targeted Andy. He was charged with computer crimes and criminal defamation. His trial starts this October and if found guilty he faces 7 years in prison and more than $11 million in damages.  Following our campaigning, Natural Fruit has already had one of their cases against Andy thrown out by the Thai courts.1 We must make sure the remaining charges are dropped immediately.

We don’t need to tell you how unjust this is. In Andy’s own words: “This is about persecution. It's a political case to try and silence me... I'm someone that's revealing things that the government and the industry don't want me to reveal.”2

Natural Fruit have shown no signs of giving up. That’s why we have started a campaign calling on the Thai government to intervene and drop the charges against Andy. Show your support for Andy and migrant workers that remain vulnerable to modern slavery in Thailand: take action to demand that these charges are dropped NOW.

With hope and determination,

Zoe, Jayde, Vicky and the Walk Free team

P.S. Sonja Vartiala, executive director of Finnwatch, the organisation that released the report Andy is being sued for, has warned that, “At this point, the prospects for Andy Hall to receive a fair trial are looking grim.”3 Take action to demand justice for Andy.

1 https://andyjhall.wordpress.com/2015/09/18/finnwatch-press-release-criminal-case-against-finnwatch-researcher-andy-hall-dismissed-again/
2 http://www.voanews.com/content/british-labor-rights-activist-on-trial-in-thailand-for-defamation/2435591.html
3 http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/thailand/11819811/British-campaigner-indicted-in-Thailand-over-report-which-alleged-abuses-at-fruit-juice-business.html

Walk Free is a movement of people everywhere, fighting to end one of the world's greatest evils: Modern slavery.

Follow on Twitter | Friend on Facebook | Subscribe on Youtube | View this email in your browser

This email was sent to usepsuhud@yahoo.com. You can unsubscribe from WalkFree.org at any time.

© 2015 WalkFree.org | All rights reserved | www.walkfree.org

Comments

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis