Haters will hate. Para pembenci Jokowi tak henti-hentinya membuat dan menyebarkan berita negatif. Pembuat berita itu ada para pejabat, ada juga orang asal. Asal komen asal share. Kadang saya ikut terpancing untuk membela Jokowi. Rasanya tak rela seorang presiden dihujat sedemikian rupa. Bukan karena dia pilihan saya, tapi karena seharusnyalah kita menjunjung, menghormati, dan membantu pimpinan kita. Pemimpin bekerja untuk yang dipimpun.
Namun meskipun gelombang hujatan datang tiada henti, tak ada satu berita pun yang membuat Jokowi terusik. Apakah dia tak peduli? Bandingkan dengan Ahok. Siapa pun yang menyikut dia, akan dia sikut balik. Dua karakter yang berbeda. Kadang saya berharap, Jokowi sekali-sekali melawan.
Bagaimanapun, meskipun Jokowi diam, sebagai orang yang telah memilih dia, saya tidak kuatir. Saya yakin dia bekerja. Dia biarkan orang-orang yang menggonggong terus menggonggong. Dia bertindak saat seharusnya dia bertindak. Beda dengan suasana ketika Megawati memimpin. Rasanya gemas. Tidak banyak tindakan yang dia buat.
Well, andai Prabowo pada saat itu yang terpilih jadi presiden, akankah para pemilih Jokowi bakal rajin menghujatnya? Bisa ya, bisa tidak. Ketidakpuasan akan muncul, untuk segala tindakan yang tidak mengena di hati orang-orang yang bukan pemilihnya. Namun sebagaimana juga karakter orang bermacam-macam, maka ada saja yang kelak akan mengumbar kebencian.
So, menurut saya, kembali ke karakter manusia masing-masing. Ada yang senang berantem, ada yang senang damai. Ada yang pembenci, ada yang penyayang.
Comments