Awalnya, beberapa hari lalu saya browsing conference internasional di bidang pemasaran maupun pariwisata, yang dekat-dekat Jakarta. Ada di Tangerang, Bandung, Makasar, Hongkong, Thailand. Salah satu informasi yang saya temukan adalah konferensi pemasaran di Hong Kong, yang salah satu topiknya tentang marketing anthropology. Membaca istilah itu membuat saya terganggu. Lalu saya browsing makhluk apakah itu, termasuk apakah sudah ada professor yang menggeluti bidang itu. Tidak ada!
Apakah marketing anthropology benar-benar baru? Ternyata tidak. Tapi mungkin sebagai kajian akademisi, hal ini masih jarang orang pakai. Saya tertarik. Dengan mempelajari ini, saya bisa lebih fleksibel menjelaskan berbagai fenomena marketing dengan cara yang berbeda.
Lalu mendaratlah saya di Gramedia, cari-cari buku antropologi. Pengen tahu lebih banyak bagaimana antropologi di Indonesia dibukukan. Tidak banyak ternyata. Saya hanya menemukan tiga buah buku antropologi, dua yang ditulis Koentjoroningrat. Itu pun pengantar semua.
Jika saya memulai mempelajari ini, hah, tambah lebar saja interest penelitian saya. Tambah tidak fokus sebetulnya. Tapi saat ini, saya benar-benar tidak bisa menahan diri.
Comments