Sekalian ada conference di Bandung, saya ajak keluarga untuk ikut. Conference ini menjanjikan paper yang lolos akan diterbitkan pada jurnal yang terindeks Scopus. Itu salah satu pamrih mengapa saya ikut di Arbuhum ini - nama conference-nya. Bahkan saya ajak teman-teman dosen lain.
Ada sekitar 60 orang dosen tertarik, kumpul bareng untuk menyiapkan paper. Mereka yang tidak bisa menulis dalam Bahasa Inggris, saya hubungkan dengan penerjemah. Mereka yang gaptek, saya bantu daftar. Tentu saja semua itu saya lakukan semata-mata karena pimpinan kampus menghendaki angka 300 paper yang terbit pada jurnal terindeks Scopus bisa tercapai di tahun ini. Bukan pekerjaan mudah. Jangankan 300, satu saja susah.
Eh, saya kira pimpinan serius mau mengejar angka 300. Begitu ada proposal 19 judul diterima, malah ditolak. Mereka tidak mau membiayai. Jleb. Rasanya juntai. C' on! Bagaimana saya menghadapi puluhan dosen yang telah begitu bersemangat menyiapkan diri? Innalillahi. Saya benar-benar pasrah, biarkan Allah yang mengatur semua sesuai dengan kehendak-Nya. Usaha saya sudah pol untuk memajukan kampus. Jika ternyata tidak dihargai oleh pimpinan, urusan saya bukan dengan manusia lagi, tapi dengan Sang Pencipta.
Maka, alhamdulillah saya punya rezeki, bisa membayar conference sendiri. Bisa mempresentasikan dua paper sekaligus.
Comments