Isteri saya mewanti-wanti untuk tidak memasang status galau di sosmed, segalau apapun hati saya. Sabar, pesannya. Iya, saya sekuat tenaga menahan diri untuk tetap sabar meskipun banyak ketidakadilan saya temui, diskriminasi, fitnah. Saya tak boleh mengumbar kemarahan, kebencian. Harus sabar, ikhlas.
Saya harus menunjukkan kelas saya. Bahwa kekejian tak harus dibalas dengan kekejian. Sementara doa sudah saya ucapkan, biar semesta berkonspirasi menunjukkan jalan. Semoga kebaikan untuk orang-orang jahat itu.
Sejujurnya, saya merasa sakit. Tapi rasa sakit hanya boleh ditunjukkan oleh orang kalah. Saya harus menang. Lihat saja, waktu akan membuktikan.
Sekali lagi, isteri saya mengingatkan. Ada siklus dalam hidup saya yang membuat saya menemui kejadian-kejadian hebat begini. Diam diusik, bergerak dianiaya. Bahkan ketika saya sedang menolong orang-orang itu, saya ditukik, dari depan, belakang, samping, atas, bawah. Tak banyak yang bisa saya lakukan kecuali mundur rapi karena pada dasarnya, saya tidak suka berkonflik. Lalu saat ini, saya merasa perlu mencari jalan keluar. Memutus siklus.
Comments