Beberapa bulan terakhir, saya menyiapkan sebuah game digital yang dibantu oleh seorang mahasiswa saya. So far, saya puas dengan pekerjaan dia meskipun beberapa hal masih ada yang perlu direvisi. Wajarlah.
Pada sebuah pertemuan belom lama ini, mahasiswa saya itu memberi satu pelajaran yang teramat penting. Bukan pelajaran yang bersifat teknis bagaimana membuat game, tapi tentang sebuah filosofi. hidup. Katanya, para pembuat game seringkali membuat rintangan-rintangan yang sengaja untuk 'mengganggu' fokus dari para pemain. Menggoda agar pemain 'membantai' rintangan ini. Saat para pemain membantai, artinya mereka membuang sumber daya yang dimiliki, yang meskipun rintangan itu dapat diatasi, namun tak bernilai banyak. Sarannya, rintangan-rintangan itu bisa dilompati, ditinggalkan, diabaikan. Fokus pada tujuan, hadapi rintangan-rintangan besar, untuk naik level dengan mudah. Persis seperti dalam hidup kan?
Ada salah seorang rekan kerja, yang setiap saat mengganggu saya. Mungkin dari pertama kali saya masuk, opini miring dari dia tentang saya, telah terdengar. Lalu masa demi masa, tindakan dia selalu bikin saya senewen. Tapi saya berprinsip, karena orang-orang di sekitar sudah memberi dia label si Mulut Rombeng, saya berusaha menahan diri untuk tidak terpancing. Saya santai untuk tidak pernah menanggapi ocehannya, meskipun setiap kali dia menebar kata-kata kebencian, selalu ingin saya membuat klarifikasi ke setiap orang. Haha. Buang-buang energi bukan?
Orang dengki banyak rupanya. Omongannya, tindakannya, akan mencerminkan hatinya. Saya tak harus mengimbangi dia menjadi dengki. Telan ludah, urut dada, tarik dan keluarkan nafas, istigfar, doakan semoga dia dapat hidayah.
Comments