Skip to main content

Nikmatnya Hidup Tanpa Membenci

Saya ingin mendeklarasikan diri bahwa saya tidak mempunyai musuh. Saya kan bukan politikus atau preman. Seringnya, sekedar sebal-sebalan sesaat. Ingin membenci, tapi jadinya malah sedih. Saya kerap sedih karena orang-orang yang saya percaya malah berkhianat. Dampaknya saya malas sekali berhubungan dengan mereka lagi.

Insyaallah, sebisa mungkin saya memaafkan. Memaafkan adalah hal yang paling mudah dilakukan. Tapi untuk melupakan, rasanya perlu waktu dan keinginan dari yang bersangkutan untuk memperbaiki. Namun herannya, orang-orang tersebut berlaku seolah tidak ada apa-apa. Oh, kalau begitu, memang sudah sifat mereka. Tinggal saya sendiri yang perlu bekerja keras memaafkan dan melupakan. Ingat anjuran para ustadz, hati harus dijaga agar jauh dari penyakit hati. Biar selamat dunia dan akhirat.

Bila dipikir-pikir, sangatlah sulit menjauhkan diri dari 'gesekan' dengan orang lain. Di tempat kerja, dalam organisasi, bertetangga, bahkan dalam pertemanan, kita sering kali terlibat dalam berbagai masalah yang berpotensi retaknya hubungan. Kadang dalam sekejap bisa teratasi, kadang rumitnya bukan main.

Sejujurnya, saya manusia yang enggan berkonflik. Ketika dalam organisasi terjadi konflik hebat, saya mungkin lebih senang mengundurkan diri dari pada pura-pura happy padahal hati mendongkol. Setelah lama terjadi konflik yang tidak sehat di suatu kantor di mana saya bekerja, saya memilih mundur. Dan ternyata, hingga bertahun-tahun saya keluar, konflik-konflik sama terus terjadi. Saya berkesimpulan karena orang-orang yang biasa berkonflik masih bercokol di sana dengan mempertahankan pola pikir yang klasik.

Ketika saya berbisnis dengan seorang sahabat yang ternyata dia berperilaku tidak adil, saya memilih keluar dari hubungan bisnis itu. Saya tidak tega membiarkan hati saya nelangsa. Tak mau mengasihani diri dengan terus-terusan dianiaya.

Mungkin saya bukan orang yang tegar. Namun biarlah. Saya hanya tak ingin membenci.


Comments

ckLah @xiiinam said…
Salaam. Saya sedang 'sakit'gara-gara seorang pendengki. Segala nikmat yang tuhan beri ke saya,bagai satu dosa bagi sang pendengki,hingga dia telah melakukan sesuatu di luar syariat.Hingga saat ini,saya masih berusaha mencari kesembuhan.Tentang perbuatan dia,saya serahkan kepada yang Maha Adil.Untuk memaafkannya..mungkin saya belum kuat,tapi saya doakan semoga dia mendapat hidayah dan kembali ke jalan Allah.

Popular posts from this blog

Out of The Box

Saya sedang tidak berminat berpaguyuban. Saya ingin banyak meluangkan waktu sendiri. Melakukan banyak hal yang berbeda dari biasanya, menemukan komunitas baru, dan lain sebagainya. Pelan-pelan saya melepaskan ketergantungan dari riuhnya pertemanan yang hiruk pikuk: bergerombol di cafe, bergerombol di club, bergerombol di bioskop. Waktu seperti menguap tanpa kualitas. Belakangan, saya jadi punya banyak waktu untuk mengecilkan lingkar perut, banyak waktu untuk membaca buku, membiarkan diri saya melebur dengan komunitas dan teman-teman baru, dan yang lebih penting, saya bisa punya waktu untuk mengamati diri saya. Sekedar merubah pola.

Forum Rektor se-Asia

Saya dan sahabat-sahabat dari Fakultas Ekonomi UNJ, sedang jumpalitan menyelenggarakan forum rektor se-Asia. Nama acaranya "Asian University Presidents Forum 2009". Persiapan sudah sejak setahun lalu. Perjuangan yang merepotkan karena harus berbagi waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang juga menuntuk konsentrasi. AUPF ini berlangsung dari 18 tanggal hingga 21 Oktober. Event ini diadakan di hotel Borobudur. Namun tak sekedar di hotel ini saja kegiatan berlangsung karena kami juga memilih beberapa lokasi lain untuk bermacam kegiatan seperti Town Hall gubernuran, Gedung Arsip, Cafe Batavia, Segarra Ancol, Museum Sejarah, dan Istana Bogor. Untuk event ini, saya mengambil peran sebagai External Relations. Itu job utamanya, tapi ketika waktunya tiba, apa saja dikerjakan untuk membantu bagian-bagian lain yang keteteran. Bekerja dengan orang-orang yang belum pernah bekerja dan orang-orang yang pernah bekerja dengan latar belakang motivasi yang beragam, lumaya

Super Deal 2 Milyar, Super Rekayasa?

ANTV bersimbiosis dengan STAR TV. Secara revolusioner statsiun TV ini melakukan pembenahan. Maka program-program unggulan diluncurkan. Berminat dengan kemilau dan bakat Farhan, mereka berani mengontrak secara ekslusif lelaki asal Bandung yang sebelumnya tumbuh subur di lading kreatif Trans TV, dengan nilai rupiah yang menjuntai. Namun program talk show yang dikomandani Farhan setiap malam itu hingga kini belum bisa dikatakan sukses. Lalu, muncullah acara kuis Super Deal yang mempesona jutaan pemirsa karena nilai hadiahnya yang mencapai 2 milyar Rupiah. Siapa yang tak ingin ketiban rejeki sebanyak itu? Kali ini, Nico Siahaan yang berkesempatan membawakan acara. Untuk meningkatkan awareness public terhadap acara kuis Super Deal, baliho besar-besar dipasang nyaris di setiap perempatan jalan Jakarta, entah kalau di luar kota. Lalu secara mengejutkan, sepasukan guru yang menjadi peserta kuis tiba-tiba tampil dan berhasil mendapatkan uang senilai dua milyar! Fantastis